Halo semuanya. Sudah lama ya gue nggak menulis di blog. Kapan ya terakhir? Kayaknya pas gue masih D3. FYI setelah gue lulus D3, gue lanjut kuliah lagi di jurusan S1 Ilmu Komunikasi (dan sudah wisuda kemarin Desember). Masih di Solo juga kok kuliahnya.
Dulu gue nggak aktif menulis di blog karena ada beberapa hal. Yang pertama, semenjak gue kuliah di S1, gue udah lengser jadi reporter radio komunitas FiestA FM (itu bukan typo, memang tulisannya pakai huruf A kapital). Saat masih menjadi reporter, gue merasa terdorong untuk menulis karena memang tuntutan tugas. Tapi menulis blognya berpindah ke blog/web radio, bukan blog pribadi ini. Hahaha. Terlengsernya gue dari reporter membuat gue beralih sibuk menulis materi kuliah atau tugas. Alih-alih bisa menulis blog, mengerjakan tugas saja masih kurang-kurang waktu.
Yang kedua karena gue mulai punya teman-teman baru dan hobi main. Sepanjang kuliah S1 kemarin, gue tinggal di kost terus, nggak seperti saat D3 yang sempat menumpang di rumah tante selama 1 tahunan. Yah, gue merasa bebas saja pas S1 kemarin karena nggak ada yang melarang kalau mau main sampai malam. Sebenarnya tujuan gue tinggal di kost juga biar nggak ada yang melarang kalau mau main. Wkwk.
Alasan yang terakhir—yang bakalan banyak gue bahas di postingan kali ini dan mungkin postingan-postingan selanjutnya—adalah karena gue punya mainan baru. Mainannya adalah Manoek Tjilik. Eits, yang paham Bahasa Jawa jangan berpikir yang aneh-aneh dulu ya. Gue nggak semesum itu kok.
Jadi, Manoek Tjilik itu adalah nama usaha kecil-kecilan gue. Gue pertama kali membuat usaha ini pada 17 Agustus 2015 (sengaja milih tanggal pas HUT RI biar gampang ingat-ingatnya). Berarti sudah jalan tiga tahun ini ya, cepat sekali waktu berjalan. Awalnya, di usaha ini, gue menjual jasa karikatur wajah dengan media kertas dan diberi pigura. Gue sendiri yang mengerjakan gambarnya. Ide awal membuat usaha ini karena pengin punya uang tambahan buat jajan saja.
Selang beberapa bulan kemudian, gue mulai bosan menggambar terus. Lalu gue mengutarakan ide ke salah satu teman sekelas di S1 kalau gue pengin jualan handlettering di atas talenan yang semuanya murni dikerjakan manual, bukan pakai komputer. Lalu dia tertarik dan mau ikutan jualan bareng. Dulu sudah sempat beli bahan-bahan dan peralatannya, serta sudah mencoba membuat produknya juga. Tapi, nggak lama kemudian, dia sudah nggak ikutan di usaha ini lagi. Mungkin karena kami punya kesibukan masing-masing. Gue juga sudah mengembalikan semua uang teman gue untuk modal beli bahan-bahan dan peralatan.
Gue nggak lantas melepas usaha yang gue rintis ini. Gue masih melanjutkan walaupun gue mengurus sendiri. Peminat handlettering talenan waktu itu lumayan banyak. Sampai dulu pernah ada teman gue yang punya usaha event organizer pesan banyak handlettering talenan untuk acara prom night di salah satu SMA di Bantul. Gue senang sekali waktu itu, alhamdulillah rezeki lancar.
Salah satu produk handlettering Manoek Tjilik
Produk karikatur talenan dari Manoek Tjilik
Lalu, memang dasarnya gue gampang bosan, atau mungkin juga karena cari ide handlettering yang susah, gue nggak melanjutkan usaha handlettering talenan ini. Tapi, gue mengombinasikan media talenan dan skill menggambar karikatur lagi, jadilah karikatur talenan! Heu.
Dari semua karya-karya gue yang menjadi produk Manoek Tjilik, menurut gue pribadi karikatur talenan adalah yang paling awesome. Bukan karena gue pangin mengunggulkan karya gue ya, tapi karikatur talenan ini menggunakan dua skill gue yaitu menggambar dan crafting. Jadi, proses awalnya, gue menggambar wajah dan sebagian badannya di talenan, lalu gue beri warna dan (semacam) vernish, baru setelah itu gue hias-hias pakai kain membentuk pakaiannya dan gue kasih aksesoris lainnya. Yang paling penting, karikatur talenan ini sangat autentik, semua prosesnya dikerjakan manual dengan tangan alias handmade. Oh ya, karikatur talenan ini cuma bisa dibuat satu kali untuk setiap gambar wajahnya, karena kalau satu wajah gue gambar berkali-kali, gue nggak jamin lagi kalau hasil yang kedua dan seterusnya bakal sebagus yang pertama. Kenapa bisa begitu? Yah, tangan gue bukan mesin pencetak gambar, tapi pencipta gambar. Asik.
Manoek Tjilik ini benar-benar gue anggap seperti anak gue sendiri, karena memang dari usaha inilah gue bisa dapat uang. Namun gue sendiri nggak merasa kalau gue lagi kerja cari uang karena rasanya gue cuma bersenang-senang dengan hobi gue. Menurut gue sendiri, yang paling membahagiakan adalah punya pekerjaan dari hobi atau passion, karena mengerjakannya nggak pernah terpaksa dan selalu enjoy. Hasilnya pun bisa dipastikan bagus karena kita merasa bahagia melakukan pekerjaan ini.
Pertengahan tahun 2017 lalu, karikatur talenan dari Manoek Tjilik sudah gue ikutkan lomba bisnis juga, dan alhamdulillah mendapatkan juara 3. Gue bakalan cerita pengalaman gue ikutan lomba bisnis dan cerita-cerita tentang Manoek Tjilik di postingan selanjutnya-selanjutnya ya. Kalau langsung di sini nanti nggak seru. Heuheu. Oh ya, buat kalian yang penasaran dengan Manoek Tjilik, bisa kepoin di Instagram @manoektjilik. Kalau mau langsung order bisa hubungi nomor WhatsApp gue yang ada di Instagramnya itu atau bisa juga order lewat marketplace Qlapa dan Tokopedia dengan nama tokonya Manoek Tjilik.
Oke, cukup untuk cerita di postingan pertama gue setelah bertahun-tahun nggak menulis di blog. Doakan semoga bisa selalu meluangkan waktu untuk nulis di blog. Yihaa.
First :*
BalasHapusSemangat terus :)
BalasHapusBagus kak :)
BalasHapusFirst :)
BalasHapusQueren Qaqa..
BalasHapusGUE sukak.. 😘
Bu, ternyata kamu udah lama ya komen di sini wkwk. Maafkan, aku ga pernah cek.
Hapus