Langsung ke konten utama

Gara-gara Si Kambing Etawa


Mbek mbek mbeeekk..
Minggu, 16 Oktober 2011

Galau galau galau. Itulah yang aku rasakan hari ini. Ada rasa takut yang mahadahsyat menyerang ulu hatiku. Hampir saja waktu ku hanya hanya habis untuk bergidik ngeri, berusaha mencari jalan keluar, dan berusaha menutupi kesalahan. Aku bagaikan satu-satunya pemadam kebakaran di kota ini. Saat aku dipanggil untuk memadamkan sebuah kebakaran di pasar, dengan ceroboh aku memasukkan mobil pemadamku di tengah hutan. Aku tersesat berjam-jam di sana. Dan saat aku berusaha keluar serta berusaha datang di lokasi kebakaran, hanya warna hitam dimana-mana yang bisa aku lihat. Hangus, semua terbakar, sudah tak ada kehidupan lagi. Aku memang bersalah. Aku pantas untuk dihukum. Hukum saja aku. Aku siap.
Apakah ini bisa disebut pembunuhan? Pasalnya hari Rabu tempo hari seseorang datang kepadaku, mencoba mencari tahu di mana alamat rumahku. Dialah guru olahragaku. Sebut saja Mr. Taylor. Entah dari mana dia tahu informasi bahwa di dekat rumahku terdapat peternakan kambing Etawa dan susunya bisa diperjualbelikan. Dia memintaku untuk mencarikan informasi karena dia membutuhkan susu kambing etawa ini untuk mengobati ayahnya.
Aku telah mendapatkan informasi tentang harga susu kambing etawa ini dan aku berniat memberi tahu Mr. Taylor keesokan harinya. Aku pikir mengingat-ingat bahwa aku harus bertemu dengan dia hari itu adalah hal yang sangatlah mudah. Tapi ternyata ini lebih sulit dari pada mengingat-ingat golongan-golongan spektrum bintang yang diciptakan oleh Henry Draper. Yang benar saja. Separah itukah ingatanku? Hal yang kecil saja tidak bisa mengingatnya. Setidaknya buku kecil yaang berisi agenda harian yang harus dilakukan memiliki banyak manfaat untuk orang yang seperti aku. Tapi sayangnya aku tak berpikiran jauh kesana. Aku tak pernah berpikir bahwa aku dengan gampangnya melupakan sebuah ingatan. Ini terlalu sulit.
Yah, karena ingatanku yang kian hari kian memburuk ini, aku belum memberi tahu Mr. Taylor informasi yang dianggapnya sangat penting ini hingga hari Sabtu datang. Dan aku harus menunggu hari Senin untuk dapat bertemu Mr. Taylor di sekolah.
Hari Minggu seperti biasa ku lalui dengan sangat sibuk. Mengerjakan laporan-laporan praktikum yang menggunung, sampai dengan mengerjakan pekerjaan rumah yang tiada kira banyaknya. Aku berhenti dari segala kegiatanku untuk membaca sms yang datang dari temanku. Dia mengatakan bahwa ayah Mr. Taylor meninggal dunia. Rasanya kuas cat air yang dicelupkan ke dalam warna biru pucat segera digoreskan pada bibirku. Rasanya oksigen yang selalu mengisi udara terbuka sudah tak bisa lagi dihirup oleh hidungku. Sesak.
Apakah ini bisa disebut pembunuhan? Aku tidak menyampaikan amanah kepada Mr. Taylor. Orang macam apa aku ini. Apakah aku berdosa? Jika memang iya, aku siap untuk dihukum, apa saja. Hukum saja aku. Tapi biarlah aku berucap sedikit saja mengatakan maaf pada Mr. Taylor. Sungguh aku tak bermaksud melakukan semua ini. Semoga ayahnya bisa diterima di sisi Tuhan. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

I'm Back Guys

Halo semuanya. Sudah lama ya gue nggak menulis di blog. Kapan ya terakhir? Kayaknya pas gue masih D3. FYI setelah gue lulus D3, gue lanjut kuliah lagi di jurusan S1 Ilmu Komunikasi (dan sudah wisuda kemarin Desember). Masih di Solo juga kok kuliahnya. Dulu gue nggak aktif menulis di blog karena ada beberapa hal. Yang pertama, semenjak gue kuliah di S1, gue udah lengser jadi reporter radio komunitas FiestA FM (itu bukan typo, memang tulisannya pakai huruf A kapital). Saat masih menjadi reporter, gue merasa terdorong untuk menulis karena memang tuntutan tugas. Tapi menulis blognya berpindah ke blog/web radio, bukan blog pribadi ini. Hahaha. Terlengsernya gue dari reporter membuat gue beralih sibuk menulis materi kuliah atau tugas. Alih-alih bisa menulis blog, mengerjakan tugas saja masih kurang-kurang waktu. Yang kedua karena gue mulai punya teman-teman baru dan hobi main. Sepanjang kuliah S1 kemarin, gue tinggal di kost terus, nggak seperti saat D3 yang sempat menumpang

SUPITAN ITU ADALAH...

Gue pengen cerita di sini. Tapi ini cerita pribadi gue. Entah menarik atau enggak. Yang jelas butuh ekstra Kamehame dan dorongan awan Kinton untuk mengungkapkan cerita ini. Tapi karena hasrat dalam setiap nadi gue terus bergejolak, gue mau deh berbagi cerita sama kalian. Simak yaaa… Bentar deh yik. Kalo gak menarik, ngapain juga nge- share cerita disini? | Eh lo ngapain ngatur-ngatur gue? Ini blog punya siapa? | Punya lo.. | Yang bayar modem pulsa buat nge- share tulisan di sini siapa? | Elo juga... --" | Yaudah!! Terserah gue dong mau tulis apa di sini! Sompret lo! | -_____- Oke, gue mulai ya. Pelajaran yang paling gue suka selama duduk di bangku SMA adalah pelajaran bahasa. Entah itu bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Jawa, bahasa hewan, bahasa lelembut, atau bahasa tubuh…  Pokoknya gue suka semua bahasa. Minggu yang lalu Pak Tulus, guru pelajaran bahasa Jawa, memberi tugas pada murid-muridnya untuk browsing di internet tentang upacara-upacara adat di

Akibat Lagu

Aku baru aja nemuin lagu yang baguuus banget buat ngemanjain kuping. Lagu ini aku denger untuk kedua kalinya saat ada acara peringatan Hari Kartini di sekolahku. Saat itu ada band dari alumni yang ikut memeriahkan acara ini. Salah satunya adalah band punyanya Kak Levi (sumpah orangnya keren banget). Dia nyanyiin lagu yang juga keren banget. Dan kuakui suranya Kak Levi tu merdu gilak! Terus gaya-gayanya di atas panggung itu loh, cool abis deh, juara! ^^v   Nah, sejak saat itu aku coba cari informasi tentang lagu yang dia dinyanyiin. Temenku udah ngasih tau vokalis dan judul lagunya, tapi aku lupa terus buat download lagu itu (Payah!). Dan akhirnya, setelah bertahun-tahun mencari (timpuk mukaku), bisa juga ngedapetin lagu ini dari komputer tempat aku les. Hahaha. Vokalis dan judul lagunya adalah . . . . . . . . . . Jeng jeng jeng Vanessa Carlton dengan A Thousand Miles Huaaaaa, setiap ndengerin lagu ini pasti inget mukanya Kak Levi yang bling-bling itu :* Nih aku kasih lirik d