Langsung ke konten utama

Cerita Tentang Sebuah Foto

Aku (berdiri, nomor 4 dari kiri) dan teman-teman SMA 1 Bantul kelas XII IPA 5 (Primitive)


Hai teman-teman lamaku. Hari ini, aku kembali melihati foto-foto lama kita lewat komputer lipatku. Lihatlah, foto di atas adalah salah satu foto yang selalu membuatku merasa menjadi orang paling bahagia telah memiliki kalian. Di foto itu kalian tetap tak berubah. Entah bagaimana caranya kalian masih selalu berhasil membuatku melengkungkan garis bibir.

Di dalam foto itu, aku berusaha menampilkan wajah paling berseri yang aku miliki. Dan aku tahu, kalian juga melakukan hal yang sama. Kita sama-sama tak ingin mata lensa kamera mengambil gambar muka kita sendiri dengan wajah yang kumal atau pun sedih. Kita berlomba-lomba menampilkan wajah yang ceria dan senyum yang menawan.

Tapi terlebih dari semua itu, kalianlah pakar tentang ilmu keceriaan dan ilmu senyum. Tak ada duanya. Kalianlah orang-orang yang selalu mengajariku untuk tersenyum. Kalianlah yang mendoktrinku untuk selalu ceria. Mungkin kalian tak merasa telah melakukan hal itu kepadaku. Tapi setiap kontak fatis atau komunikasi nonverbal yang kalian berikan selalu bermakna untukku.

Aku ingin setiap hari bisa menyempatkan barang hanya sedetik untuk melihat foto kita. Foto dari awal kita mulai bersama, sampai foto saat kita hendak berpisah. Agar aku selalu ingat jika kita terus berjalan. Semuanya berubah pelan-pelan. Tapi kita tidak pernah berubah untuk berhenti saling menyayangi.

Terima kasih teman-teman. Harus kuakui, aku benar-benar merindukan kalian sekarang, besok, lusa, atau kapan pun hingga waktu mengajak kita untuk bertemu lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Always Positive

Beberapa hari ini ada yang mengganjal di hati gue. Pengin banget bisa ngomong unek-unek di dalam dada kepada orang yang bikin gue sakit hati. Semua ini bermula dari pertemuan gue dengan seorang teman. Seperti biasa kami saling bercerita tentang kesibukan kami. Hingga ada di suatu kala gue cerita tentang usaha gue menunggu pengumuman dari suatu perusahaan media massa yang tempo hari gue lamar. Gue memang dari dulu bercita-cita menjadi wartawan. Saat gue ketemu teman itu berarti sudah lewat delapan hari dari pelaksanaan ujian tahap terakhir di perusahaan itu. Gue memang masih berharap dan husnudzon sama Allah agar mengabulkan cita-cita gue kerja di perusahaan itu. Gue pernah baca tentang anjuran berdoa dalam keadaan yakin akan dikabulkan alias berprasangka baik sama Allah. Gue pun mencoba menerapkan untuk berprasangka baik sama Allah, berpikir positif, dan berusaha membuang jauh-jauh pikiran negatif yang mungkin bisa saja terjadi. Ya, gue memang nggak menganggap reme...

I'm Back Guys

Halo semuanya. Sudah lama ya gue nggak menulis di blog. Kapan ya terakhir? Kayaknya pas gue masih D3. FYI setelah gue lulus D3, gue lanjut kuliah lagi di jurusan S1 Ilmu Komunikasi (dan sudah wisuda kemarin Desember). Masih di Solo juga kok kuliahnya. Dulu gue nggak aktif menulis di blog karena ada beberapa hal. Yang pertama, semenjak gue kuliah di S1, gue udah lengser jadi reporter radio komunitas FiestA FM (itu bukan typo, memang tulisannya pakai huruf A kapital). Saat masih menjadi reporter, gue merasa terdorong untuk menulis karena memang tuntutan tugas. Tapi menulis blognya berpindah ke blog/web radio, bukan blog pribadi ini. Hahaha. Terlengsernya gue dari reporter membuat gue beralih sibuk menulis materi kuliah atau tugas. Alih-alih bisa menulis blog, mengerjakan tugas saja masih kurang-kurang waktu. Yang kedua karena gue mulai punya teman-teman baru dan hobi main. Sepanjang kuliah S1 kemarin, gue tinggal di kost terus, nggak seperti saat D3 yang sempat menumpang...

Always Positive #2

Sumber: Pinterest Posting -an blog kali ini melanjutkan edisi sebelumnya. Masih ingat gue yang akhir-akhir ini sedang menunggu pengumuman dari perusahaan yang gue lamar kan? Tentang gue yang sedang berusaha membiasakan ber- husnudzon sama Allah? Dan tentang cita-cita gue yang pengin jadi wartawan? Kalau masih belum ingat juga, bisa baca posting -annya di sini . Setelah berhari-hari gue menunggu pengumuman dari perusahaan media massa yang gue lamar dan setelah hati gue menahan pedih karena teman gue sendiri meng-underestimate kemampuan gue, akhirnya doa-doa yang selama ini gue langitkan dan profesi yang gue cita-citakan sejak SMP terjawab sudah. Alhamdulillah gue lolos menjadi wartawan perusahaan media massa cetak di Surabaya, Jawa Pos! Persis dua belas tahun yang lalu gue mulai mengidamkan bisa diterima di posisi ini. Memang nggak mudah untuk bisa mencapai tingkat ini, nggak mudah juga bisa selalu fokus dengan satu titik tujuan. Gue yakin banyak orang di luar sana...