Langsung ke konten utama

JURNAL SAYA : Menjadi Wartawan

Sumber: Pinterest


Beberapa orang bertanya, kenapa saya mau jadi wartawan? Profesi yang banyak menghabiskan waktu di luar ruangan. Panas-panasan di bawah matahari, sampai mungkin lupa makan hanya untuk sebuah berita.



Beberapa orang lainnya menanyakan, kenapa saya memilih media cetak? Media yang paling konvensional. Paling lamban update dan sering membuat bosan.



Dari kecil saya memang sudah memilih profesi wartawan media cetak. Itu sudah saya pikirkan sejak SMP. Di mana kala itu saya baru senang-senangnya ikut ekskul mading.



Wartawan itu profesi yang tidak mudah. Tak boleh terburu-buru. Harus detail dan yang paling penting mesti jujur. Secara pelan tapi pasti, saya menggali informasi dari seseorang atau kelompok. Terkadang saya mengumpulkan data-data berupa angka atau tulisan. Menganalisisnya satu per satu. Lalu saya mulai menulis kata demi kata, kalimat demi kalimat, hingga menjadi rangkaian paragraf dalam satu berita.



Berita-berita itu dengan mudah sampai di tangan para pembaca keesokan paginya. Menemani mereka minum kopi, sarapan, atau menunggu antrean. Meskipun menjadi media paling konvensional, seorang dosen pernah menjelaskan, koran memiliki ciri khas analisis paling dalam. Sebab, kami punya waktu seharian untuk mengolah data dan melakukan investigasi. Kami benar-benar mencari sumber yang akurat karena kami tidak dengan gampang membuat kesalahan lalu meralatnya.



Di sini, saya ada untuk membuat kalian mengerti, merasa, dan berpikir kritis. Inilah cara saya untuk mengedukasi publik. Seperti kalian tahu, banyak hal di kehidupan ini yang masih butuh perbaikan.



Terkesan seakan saya bermulut dan beromong besar. Namun, saya serius ingin memperbaiki negeri ini. Meski hanya langkah kecil dan sering salah karena masih berproses, saya bangga mengenalkan diri sebagai wartawan media cetak.



Saya Sari Jauharoh, salam jurnalis!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

I'm Back Guys

Halo semuanya. Sudah lama ya gue nggak menulis di blog. Kapan ya terakhir? Kayaknya pas gue masih D3. FYI setelah gue lulus D3, gue lanjut kuliah lagi di jurusan S1 Ilmu Komunikasi (dan sudah wisuda kemarin Desember). Masih di Solo juga kok kuliahnya. Dulu gue nggak aktif menulis di blog karena ada beberapa hal. Yang pertama, semenjak gue kuliah di S1, gue udah lengser jadi reporter radio komunitas FiestA FM (itu bukan typo, memang tulisannya pakai huruf A kapital). Saat masih menjadi reporter, gue merasa terdorong untuk menulis karena memang tuntutan tugas. Tapi menulis blognya berpindah ke blog/web radio, bukan blog pribadi ini. Hahaha. Terlengsernya gue dari reporter membuat gue beralih sibuk menulis materi kuliah atau tugas. Alih-alih bisa menulis blog, mengerjakan tugas saja masih kurang-kurang waktu. Yang kedua karena gue mulai punya teman-teman baru dan hobi main. Sepanjang kuliah S1 kemarin, gue tinggal di kost terus, nggak seperti saat D3 yang sempat menumpang

SUPITAN ITU ADALAH...

Gue pengen cerita di sini. Tapi ini cerita pribadi gue. Entah menarik atau enggak. Yang jelas butuh ekstra Kamehame dan dorongan awan Kinton untuk mengungkapkan cerita ini. Tapi karena hasrat dalam setiap nadi gue terus bergejolak, gue mau deh berbagi cerita sama kalian. Simak yaaa… Bentar deh yik. Kalo gak menarik, ngapain juga nge- share cerita disini? | Eh lo ngapain ngatur-ngatur gue? Ini blog punya siapa? | Punya lo.. | Yang bayar modem pulsa buat nge- share tulisan di sini siapa? | Elo juga... --" | Yaudah!! Terserah gue dong mau tulis apa di sini! Sompret lo! | -_____- Oke, gue mulai ya. Pelajaran yang paling gue suka selama duduk di bangku SMA adalah pelajaran bahasa. Entah itu bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Jawa, bahasa hewan, bahasa lelembut, atau bahasa tubuh…  Pokoknya gue suka semua bahasa. Minggu yang lalu Pak Tulus, guru pelajaran bahasa Jawa, memberi tugas pada murid-muridnya untuk browsing di internet tentang upacara-upacara adat di

Akibat Lagu

Aku baru aja nemuin lagu yang baguuus banget buat ngemanjain kuping. Lagu ini aku denger untuk kedua kalinya saat ada acara peringatan Hari Kartini di sekolahku. Saat itu ada band dari alumni yang ikut memeriahkan acara ini. Salah satunya adalah band punyanya Kak Levi (sumpah orangnya keren banget). Dia nyanyiin lagu yang juga keren banget. Dan kuakui suranya Kak Levi tu merdu gilak! Terus gaya-gayanya di atas panggung itu loh, cool abis deh, juara! ^^v   Nah, sejak saat itu aku coba cari informasi tentang lagu yang dia dinyanyiin. Temenku udah ngasih tau vokalis dan judul lagunya, tapi aku lupa terus buat download lagu itu (Payah!). Dan akhirnya, setelah bertahun-tahun mencari (timpuk mukaku), bisa juga ngedapetin lagu ini dari komputer tempat aku les. Hahaha. Vokalis dan judul lagunya adalah . . . . . . . . . . Jeng jeng jeng Vanessa Carlton dengan A Thousand Miles Huaaaaa, setiap ndengerin lagu ini pasti inget mukanya Kak Levi yang bling-bling itu :* Nih aku kasih lirik d